26 Jul 2025, Sat

apabisa.com.CO.ID, KLATEN – Pemerintah berencana menaikkan target penyerapan beras dalam negeri sebesar 1 juta ton. Tindakan ini dilakukan guna mempertahankan harga gabah di tingkat petani tetap stabil. Di sisi lain, hal ini juga bertujuan memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP) agar memastikan ketersediaan pangan nasional hingga akhir tahun 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa penyerapan tambahan ini merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat perputaran persediaan di Perum Bulog. “Badan Pangan Nasional akan segera memberikan tugas kepada Bulog terkait penambahan penyerapan hingga akhir tahun sebesar 1 juta ton, sesuai hasil keputusan Rakortas Kemenko Pangan beberapa waktu lalu,” kata Arief saat mengunjungi Gudang Bulog Meger di Klaten, Jawa Tengah, dilaporkan Senin (21/7/2025).

Penambahan target penyerapan beras produksi dalam negeri bertujuan untuk memastikan harga gabah petani tetap berada pada kisaran minimal Rp 6.500 per kilogram, sekaligus menjaga kelancaran stok beras pemerintah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional dari Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan mencapai total 24,96 juta ton. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, terdapat kelebihan produksi sebesar 3,08 juta ton, karena total produksi pada saat itu hanya sebesar 21,88 juta ton.

Berikut adalah beberapa variasi dari teks yang diberikan: 1. Pada periode Januari-Agustus 2023, terdapat kelebihan produksi sebesar 1,33 juta ton dengan total produksi mencapai 23,63 juta ton. Kelebihan serupa juga terjadi pada tahun 2022, yaitu sebesar 1,3 juta ton dengan produksi sebanyak 23,66 juta ton. Dengan proyeksi produksi beras hingga Agustus mencapai 24,96 juta ton dan ditambah pasokan impor beras khusus sebanyak 279,15 ribu ton, total ketersediaan beras nasional pada Januari-Agustus 2025 akan mencapai 25,24 juta ton. 2. Produksi beras selama Januari hingga Agustus 2023 menghasilkan surplus sebesar 1,33 juta ton, dengan total produksi mencapai 23,63 juta ton. Tahun sebelumnya, pada 2022, surplus produksi beras mencapai 1,3 juta ton dengan produksi sebesar 23,66 juta ton. Dengan proyeksi produksi hingga Agustus sebesar 24,96 juta ton dan tambahan pasokan impor beras khusus sebanyak 279,15 ribu ton, total ketersediaan beras nasional pada Januari hingga Agustus 2025 akan mencapai 25,24 juta ton. 3. Selama bulan Januari hingga Agustus 2023, produksi beras menghasilkan surplus sebesar 1,33 juta ton, dengan total produksi mencapai 23,63 juta ton. Pada 2022, surplus produksi beras juga terjadi sebesar 1,3 juta ton dengan produksi sebanyak 23,66 juta ton. Dengan proyeksi produksi beras hingga Agustus sebesar 24,96 juta ton dan penambahan pasokan impor beras khusus sebanyak 279,15 ribu ton, total ketersediaan beras nasional pada periode tersebut di 2025 akan mencapai 25,24 juta ton. 4. Pada Januari hingga Agustus 2023, produksi beras memberikan surplus sebesar 1,33 juta ton, dengan total produksi sebesar 23,63 juta ton. Di tahun 2022, surplus produksi beras juga terjadi sebesar 1,3 juta ton dengan produksi sebanyak 23,66 juta ton. Dengan proyeksi produksi hingga Agustus mencapai 24,96 juta ton dan tambahan pasokan impor beras khusus sebanyak 279,15 ribu ton, total ketersediaan beras nasional pada Januari hingga Agustus 2025 akan mencapai 25,24 juta ton. 5. Produksi beras pada Januari hingga Agustus 2023 menghasilkan surplus sebesar 1,33 juta ton, dengan total produksi sebanyak 23,63 juta ton. Pada 2022, surplus produksi beras tercatat sebesar 1,3 juta ton dengan produksi sebanyak 23,66 juta ton. Dengan proyeksi produksi beras hingga Agustus sebesar 24,96 juta ton dan tambahan pasokan impor beras khusus sebanyak 279,15 ribu ton, total ketersediaan beras nasional pada Januari hingga Agustus 2025 akan mencapai 25,24 juta ton.

Total konsumsi beras pada bulan Januari hingga Agustus 2025 membutuhkan sebanyak 20,66 juta ton, sehingga diperkirakan masih terdapat kelebihan pasokan antara ketersediaan stok dengan penggunaan beras selama periode tersebut, yaitu sebesar 4,58 juta ton.

Sebagai informasi per 18 Juli, Perum Bulog telah menyerap beras sebanyak 2,73 juta ton atau 91,19 persen dari target 3 juta ton sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 mengenai pengadaan dan pengelolaan gabah/beras dalam negeri serta penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP). Jika target ditambah nanti, maka total target penyerapan menjadi 4 juta ton.

Terlebih lagi pemerintah saat ini sedang mendistribusikan stok beras kepada masyarakat, yaitu melalui penyaluran bantuan pangan sebanyak sekitar 360 ribu ton serta untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan atau SPHP beras sebesar 1,3 juta ton. Selanjutnya akan masuk tambahan 1 juta ton (target penyerapan yang ditambahkan). Jadi memang diatur demikian agarturnover stok Bulog bisa terjaga.

“Ini merupakan bentuk persiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan negara, khususnya yang menjadi tanggung jawab dan wewenang Badan Pangan Nasional yang didukung oleh Bulog, yang selalu diberi tugas untuk hal ini,” ujar Arief, yang juga tercantum dalam keterangan resmi NFA.

Kepala Perusahaan Umum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan bahwa pihaknya mendukung kelancaran penyerapan tambahan ini. Tentu saja sesuai dengan tugas yang diberikan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional.

Bulog, jelas dia, tengah membentuk tim yang melibatkan seluruh pihak terkait. Hal ini mencakup jajaran TNI dan Kepolisian. “Selain peningkatan penyerapan beras sebanyak 1 juta ton, kami juga diberi tugas untuk menyerap jagung sebanyak 1 juta ton,” kata Ahmad Rizal.

Penambahan 1 juta ton penyerapan ini akan melibatkan keterlibatan seluruh komponen, termasuk mitra penggilingan padi dan instansi lintas sektor. Kebijakan ini mendapat respon positif dari pelaku usaha penggilingan padi. Ketua Umum PERPADI Sutarto Alimoeso mengatakan bahwa penambahan penyerapan akan memperkuat jaringan antara Bulog dan mitra di tingkat daerah.

“Kami siap menciptakan jaringan distribusi yang lebih baik dan kokoh. Jika semua pihak bekerja sama, saya percaya target tambahan ini dapat tercapai bersama,” kata Sutarto.

Pemerintah aktif dalam memperkuat persediaan beras guna mencapai target swasembada. Pada saat yang bersamaan, negara terus berupaya menemukan solusi untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga di pasar. Salah satu caranya adalah melalui penyaluran SPHP dan Banpang beras.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *