AS Mengikuti Langkah RI? Trump Optimalisasi Anggaran Kementerian dan Organisasi Internasional: Kemlu Terancam Rp505 Triliun
**politics.apabisa.com** – PIKIRAN RAKYAT – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump merancang untuk mengurangi dana bagi Departemen Luar Negeri (Kemlu) secara substansial, bisa mencapai separuh dari total angkanya, suatu kebijakan yang mungkin memiliki konsekuensi luas terhadap hubungan diplomatik global serta dukungan internasional.
Berdasarkan dokumen yang diperiksa oleh Reuters, proposal pemangkasan anggaran dari Kantor Putih direncanakan akan mencapai kisaran hampir $30 miliar pada tahun fiskal 2026, setara dengan kurang lebih Rp505 triliun (dengan asumsi nilai tukar 1 USD = Rp16.850).
Dokumen perencanaan bernama “Passback” ini merupakan balasan dari Kantor Pengelolaan dan Anggaran Gedung Putih (OMB) kepada Permohonan Dana oleh Departemen Luar Negeri untuk periode anggaran yang akan datang mulai 1 Oktober 2025.
Meski dokumen itu belum final, petugas Amerika Serikat mengungkapkan bahwa walaupun mungkin terjadi sejumlah revisi, dugaan pengurangan tersebut diprediksikan masih akan cukup besar.
Isi Proposal Pemotongan
Rencana anggaran untuk Departemen Luar Negeri pada tahun fiskal 2026 diajukan sebesar $28,4 miliar (kira-kira Rp478 triliun), sedangkan anggaran yang dialokasikan untuk periode fiskal ini adalah $54,4 miliar (setara dengan kira-kira Rp916 triliun).
Di samping itu, dukungan internasional yang disalurkan melalui Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pun mengalami pengurangan drastis dari angka $38,3 miliar (kira-kira Rp645 triliun) menjadi $16,9 miliar (setara dengan sekitar Rp285 triliun).
Sebagai komponen dari strategi reduksi anggaran ini, pemerintah berencana untuk mengakhiri sekurangnya 27 perwakilan diplomatik Amerika Serikat, yang meliputi kedubes dan kantor-konsuler, di beberapa negara seperti Eritrea, Gambia, Sudan Selatan, serta Medan di Indonesia.
Bukan hanya itu saja, potongan tersebut juga melibatkan pengurangan signifikan tenaga kerja di bidang diplomatsi serta penutupan sejumlah kantor yang bertugas menangani berbagai program bantuan manusia berskala global.
Pengaruh Terhadap Dana Organisasi Bertingkat Dunia
Salah satu bagian paling mencolok dari proposal ini adalah penghapusan pendanaan untuk hampir semua organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan NATO.
Sebelumnya, pemerintahan Trump juga sempat menganjurkan pengurangan dana untuk lembaga-lembaga seperti Voice of America, Radio Free Europe, serta Radio Free Asia. Lembaga ini memiliki fungsi signifikan dalam mendistribusi berita dan mensosialisasikan nilai-nilai demokrasi ke seluruh dunia.
Selanjutnya, usulan tersebut juga bertujuan untuk mencabut berbagai program pendidikan dan budaya yang sudah mapan, termasuk Program Fulbright, yang selama lebih dari 75 tahun telah memfasilitasi peluang bagi siswa Amerika Serikat untuk menuntut ilmu di negara lain.
Penurunan Dana Bantuan Internasional Programs
Potongan dana ini turut mempengaruhi sejumlah proyek bantuan asing yang sudah dilaksanakan selama bertahun-tahun. USAID, institusi primer untuk penyaluran dukungan kemanusiaan serta pembangunan global, bakal dibubarkan dan perannya akan digabungkan ke Departemen Luar Negeri.
Sejak bulan Februari, lebih dari 5.000 proyek sudah diakhiri, ribuan pekerja kontrak dilepaskan, dan jumlah personel dikurangi di berbagai kedutaan asing.
Mengapa Pemotongan Ini Dilakukan?
Menurut seorang pejabat yang familiar dengan rancangan tersebut, tindakan ini adalah elemen penting dalam usaha luas untuk mencapai penghematan anggaran di bawah kepresidenan Trump, yang bertujuan untuk mensejahterahkan belanja federal secara substansial.
Elon Musk juga terkenal mempromosikan penata ulang yang signifikan di sejumlah instansi pemerintah. Saat masa kepresidenan pertama Trump, ide semacam itu sempat disodorkan tetapi tidak disetujui oleh Kongres. Akan tetapi, selama kepemimpinan keduanya, pembaruan tersebut mulai mendapat daya dorong yang lebih kuat.
Respons Konggres dan Pendapat Publik
Rencana pengurangan dana ini mendapat penolakan dan kritikan dari berbagai pihak, bahkan mencapai sampai ke tingkat Kongres. Salah satunya adalah Senator Jeanne Shaheen asal New Hampshire yang menjawab usulan tersebut dengan menyebut bahwa tindakan memotong anggaran itu dapat merugikan kedudukan Amerika Serikat dalam panggung dunia.
“Saat Amerika Pertama berubah jadi Amerika Sendiri saja, kondisi ekonomi, keamanan, serta kesejahteraan kita akan terpengaruh negatif,” katanya, seperti dilaporkan Pikiran-Rakyat.com dari AP News.
Shaheen menggarisbawahi kesesuaian investasi pada agenda diplomatis yang mendukung kedamaian, stabilisasi, serta keuntungan Amerika Serikat. ***
—