Hamas Menolak Usaha Damai, Israel Enggan Tinggalkan Gaza
**politics.apabisa.com** – politics.apabisa.com | Usaha cease-fire diantara Israel dan Hamas sekali lagi mengalami kebuntuan.
Hamas mengecam tawaran baru dari Israel lantaran dianggap satu sisi dan tak memastikan berakhirnya konflik.
Tidak terdapat pula janji dari Israel untuk mengevakuasi tentara mereka dari Jalur Gaza.
Menurut laporan dari BBC dan JNS, Israel lewat perantara Mesir mengusulkan penarikan senjata kepada Hamas serta pelepasan beberapa tawan.
Sebagai balasan, Israel akan menghadirkan cease fire berlangsung selama enam pekan serta memulihkan jalur masuk bantuan kemanusiaan yang sempat ditutup mulai akhir Februari.
Tidak terdapat pasal yang membahas tentang berakhirnya perang dengan cara tetap maupun penarikan tentara Israel dari wilayah Gaza.
“Proposisi tersebut mengharuskan disarmamen tanpa adanya jaminan berakhirnya konflik atau pengunduran diri tentara. Oleh karena itu, Hamas menentang sepenuhnya usulan ini,” ungkap seorang pejabat dari Hamas kepada BBC (16/4/2025).
Hamas Sampaikan Persyaratan Tajam: Akhiri Konflik dan Keluar Dari Gaza
Hamas siap melepaskan setiap tawanan mereka apabila Israel berhenti melakukan serangan serta mencabut tentara dari keseluruhan area Gaza.
Pernyataan tersebut dikukuhkan lagi oleh seorang petinggi tingkat tinggi Hamas melalui interviewnya bersama The Times of Israel.
Israel menolak tuntutan tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggarisbawahi bahwa konflik ini tak akan usai hingga Hamas sepenuhnya dimatikan kekuatan militernya.
Netanyahu Dapat Pendukungan dari Pihak Kanan untuk Melanjutkan Penyerangan
Netanyahu menghadapi tekanan besar dari aliansi dengan orientasi kanan yang memintanya untuk tetap meneruskan serangan militernya ke Gaza.
Dia bahkan mampir ke satuan tugas di wilayah utara Gaza pada hari Selasa (15/4), sekaligus menyampaikan pesan bahwa Hamas bakal tetap ditembaki hingga mereka berputar arah.
“Sekali mereka menolak, semakin berat dampaknya yang bakal mereka rasakan,” kata Netanyahu seperti dilaporkan oleh JNS.
Hamas Tidak Lagi Bersentuhan dengan Penggerayagi Penyandera AS
Dalam situasi tegang tersebut, Hamas menyatakan telah hilangnya komunikasi dengan regu penyandera Edan Alexander, seorang tentara gabungan Israel-Amerika yang merupakan salah satu tawanan penting.
Spokesperson untuk sayap militer Hamas, Abu Obeida, mengatakan bahwa serangan udara dari Israel menjadi alasan terputusnya komunikasi.
Militer Israel (IDF) menyangkal telah melancarkan serangan di tempat itu.
Alexander adalah orang tunggal dari Amerika Serikat yang masih bertahan di tengah-tengah kelompok penyandera tersebut.
Sebelumnya Hamas mengusulkan untuk membebaskan diri bersama dengan empat jenazah warga AS-Israel lainnya, tetapi Israel menolak tawaran tersebut dan mendeskripsikannya sebagai propaganda.
Ribu Orang Tewas, Gencatan Sementara Belum Terwujud
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban meninggal dunia dan hilang telah melebihi 50.000 orang sejak awal konflik pada tanggal 7 Oktober 2023.
Israel menyatakan bahwa mereka sudah membunuh lebih dari 20.000 militan Hamas.
Pada saat yang sama, diyakini ada 59 orang sandera masih dikurung di Gaza, dan perkiraannya hanya 24 orang yang mungkin masih selamat.
Pembatasan bantuan kemanusiaan terus berjalan.
Perundingan perdamaian sekali lagi tidak berhasil, dan konflik tetap berlangsung tanpa adanya jaminan akan berakhir.
(politics.apabisa.com |, Andari Wulan Nugrahani)
—