30 Apr 2025, Wed


PR GARUT-

Angin transformasi kuat sedang bertiup dari arah timur Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terkenal akan pesonanya yang menakjubkan serta keragaman budaya, saat ini berada pada titik balik historis: pembentukan empat provinsi otonom baru dari wilayah tersebut.

Bukan kali pertama isu ini mengemuka, namun kali ini berbeda. Kabar sebelumnya, saar Joko Widodo masih jadi presiden, ia mulai membuka pintu untuk lahirnya empat provinsi baru di NTT. Isyarat ini menjadi harapan bagi banyak pihak, sekaligus tantangan besar bagi integritas sosial dan administratif wilayah yang selama ini hidup dalam semangat Flobamora Flores, Sumba, Timor, dan Alor.

Di atas kertas, alasan pemekaran terdengar masuk akal: pemerataan pembangunan, pelayanan publik yang lebih dekat ke rakyat, dan penguatan otonomi daerah. Warga di wilayah-wilayah terpencil seperti Sabu Raijua, Amanatun, atau Adonara sudah terlalu lama menunggu keadilan pembangunan. Infrastruktur minim, layanan kesehatan dan pendidikan yang tak merata, hingga birokrasi yang lamban semua menjadi dalih kuat bagi pemekaran.

Tetapi dibaliknya, timbul pertanyaan tentang keberadaan: apakah pembagian wilayah ini malah akan menghilangkan identitas bersama masyarakat NTT?

“Flobamora bukan sekadar akronim. Ia adalah semangat kebersamaan kami yang terbentuk dari keberagaman. Jika nanti kami menjadi provinsi berbeda, harapan kami hanya satu jangan sampai rasa sebagai satu saudara menjadi terpecah,”
ujar Dominggus, tokoh adat dari Maumere.


Empat Wilayah Anyar: Mengatur Ulang Kartografi Bagian Timur Indonesia

Rencana pembentukan daerah otonom tambahan ini sangat gigih. Keempat provinsi baru tersebut meliputi:

1. Provinsi Sumba Sabu Raijua

Berpusat di Waingapu, dengan kekuatan budaya megalitik dan pariwisata pantai kelas dunia.

2. Provinsi Timor Barat

Dengan Atambua sebagai calon ibu kota, hal ini dapat menghasilkan pusat ekonomi yang melintasi perbatasan menuju ke Timor Leste.

3. Provinsi Kepulauan Flores

Terluas berdasarkan jumlah kabupatennya, menawarkan pariwisata kelas atas mulai dari Danau Kelimutu sampai ke Pulau Komodo.

4. Provinsi Kupang Raya

Mencakup Kota Kupang, Alor, Rote Ndao, serta wilayah-wilayah terdekatnya, yang berperan sebagai kota administrasi dan bisnis utama.

Setiap kandidat Provinsi akan diberikan sejumlah kabupaten pembaruan untuk mencapai standar keadministranan. Secara keseluruhan, terdapat sembilan kabupaten baru yang direncanakan.

Meskipun begitu, jalannya menuju terwujudnya hal tersebut tidaklah mudah. Banyak tantangan besar yang menghadang, termasuk persiapan infrastruktur, tenaga kerja, pendanaan, serta kemungkinan timbulnya perbedaan pendapat dalam memilih pusat pemerintahan provinsi.


Antara Moratorium dan Peluang

Pemerintah pusat kini tetap mengimplementasikan larangan atas pendirian Daerah Otonomi Baru (DOB) dengan pengecualian bagi area-area yang dinilai memiliki dampak nasional. Bila Nusa Tenggara Timur memang termasuk dalam kelompok penebusan aturan tersebut, hal itu bakal jadi titik balik signifikan serta petunjuk modifikasi pada kebijakan otonomi lokal di Tanah Air.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa semua usulan harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan kajian akademik.
“Kami terbuka, namun semua harus melalui proses yang matang,”
ujar pejabat dari Dirjen Otda Kemendagri.

Apabila pembentukan wilayah baru ini mendapat persetujuan, istilah “Nusa Tenggara Timur” bakal bertransformasi jadi bagian dari masa lalu. Meski tidak lagi dijadikan nama provinsi, namun masih bertahan dalam ingatan serta jiwa raga penduduk setempat.

Tetapi untuk sebagian besar penduduk NTT, nama saja tidak cukup. Mereka lebih menuntut kesepatan dalam pembangunan, akses yang adil, serta layanan yang secara langsung memenuhi keperluan mereka.
Apa kita tetap Flobamora atau tidak, itu masalah nanti. Yang terpenting adalah generasi setelah kita dapat hidup dengan lebih baik,
ucap Maria, warga Larantuka.

Ketika Indonesia akan menghadapi era baru dari desentralisasi, pertanyaannya yang signifikan adalah: Apakah kita sudah siap untuk membagi daerah tanpa merusak semangat kebersamaan?

Konsep ini lebih dari sekedar sketsa wilayah baru; itu berfokus pada cara suatu identitas dapat mempertahankan integritasnya di tengah pergantian yang signifikan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *