30 Apr 2025, Wed



politics.apabisa.com | apabisa.com


,


Jakarta


– Guru agama dari Akademi Kepolisian Nurul Ichsan mengomentari kejadian tersebut sebagai aksi
Piknik Melawan
Atau tenda perkemahan di depan Gedung DPR tidak secara langsung mengakibatkan pencabutan revisi UU TNI. Akan tetapi, tindakan itu berhasil dalam membentuk gerakan sosial yang lebih besar.

Aktivitas meski kecil di tengah kondisi demokrasi saat ini, menurut pendapatku,
enggak
Akan memiliki dampak. Sederhananya, bahkan jika ribuan orang melakukan protes, mereka (DPR dan pemerintah) tetap tidak peduli,” jelas Bivitri setelah menyampaikan kuliah umum di pinggir jalan di depan gerbang Pancasila Gedung DPR.
DPR
, Kota Jakarta Pusat, Selasa petang, 15 April 2025.

Menurut Bivitri, situasi yang berkembang selama serangkaian protes tentang usulan perubahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah 2024—dikenal pula sebagai Aksi Darurat Merah Putih—dianggap sebagai suatu keanehan. Menurutnya, kesuksesan dari gerakan ini dalam menghalangi revisi undang-undang tersebut tidak dikarenakan oleh jumlah peserta aksi.

Jika dilihat dari segi berhasilnya dalam merombak undang-undang, Bivitri menegaskan bahwa hal itu tidak akan memberikan dampak besar. “Namun, saya lihat pergerakan ini cukup baik lantaran dengan kondisi demokrasi saat ini, kami benar-benar harus menciptakan sebuah gerakan sosial,” ungkapnya.

Pergerakan sosial semacam Aksi Piknik Melawan tidak lagi ditujukan pada pembuatan undang-undang, melainkan lebih kepada pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat menjadi lebih kritis terhadap pemerintah.

“Langkah ini bertujuan agar para pejabat publik mengerti bahwa tugas mereka adalah untuk melayani kami selaku warga negara. Oleh karena itu, hasil utamanya berkaitan dengan perubahan hubungan tersebut serta meningkatkan partisipasi warganya, daripada fokus pada undang-undangnya,” jelas Bivitri.

Pawai Piknik Menentang diselenggarakan guna mendesak pencabutan
revisi UU TNI
Masyarakat yang hadir tersebut tidak berafiliasi dengan aliansi manapun. Banyak orang datang setelah melihat undangan di akun media sosial X @barengwarga. Karena itu, cukup banyak wajah-wajah baru yang saling berkumpul dan berkenalan langsung di tempat aksi. Bahkan Bivitri juga menyatakan bahwa ini adalah kali pertamanya bergabung dalam kegiatan seperti ini dan ia tidak mengetahui siapa saja peserta aksi lainnya sebelum acara dimulai.

Dalam acara kemah ini, para peserta memanfaatkan waktu senggang mereka dengan melaksanakan berbagai aktivitas, termasuk kursus Bahasa Isyarat Indonesia atau Bisindo, les tinju, sesi ceramah, membacakan puisi, dan juga mendirikan stand buku bacaan.

Pada Rabu, 9 April 2025, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta menyelesaikan dan menghentikan serangkaian protes piknik melawan yang telah berjalan selama dua minggu. Para petugas ini memecahkan kemping beberapa orang warganya yang sedang melakukan unjuk rasa dengan cara berkemah di area gerbang gedung MPR/DPR/DPD tersebut. Sebelum tindakan pembubaran dilakukan, mereka sempat bertahan dalam kemah di hadapan Gerbang Pancasila hingga mencapai waktu total 82 jam.

Pada hari Senin tanggal 14 April 2025 di pagi hari, beberapa orang yang terlibat dalam acara tersebut memilih untuk melanjutkannya. Mereka berencana mendirikan tenda persis di hadapan Gerbang Pancasila DPR RI; tetapi mereka ditekan supaya pindah dan menempatkannya di trotoar di sisi lain jalan. Acara piknik akhirnya dapat dilaksanakan hanya pada sore hari tersebut.

Pada Senin malam, tanggal 14 April 2025, pihak kepolisian mencoba untuk menghentikan acara tersebut. Sebanyak enam individu yang ikut serta dalam aktivitas piknik—terbagi menjadi dua wanita dan empat pria—dikirimkan ke dalam kendaraan polisi. Ditangkapnya mereka diketahui tidak melalui tahap penyidikan atau didampingi oleh penasehat hukum apapun.

Sebuah representasi dari gerakan yang minta disebutkan sebagai Al menjelaskan bahwa usai pembebasan enam individu tersebut, para penggiat Aksi Piknik Melawan menghidupkan kembali perkembanagan mereka. Sesuai dengan observasi saya,
Tempo
Pada hari Selasa, tanggal 15 April 2025 jam 09:55 Waktu Indonesia Bagian Barat, ada dua buah tenda yang dipasang di pinggir jalan. Di setiap tenda itu ditempel tulisan
Maaf mengganggu perjalanannya, namun kami sedang melakukan peningkatan dalam proses demokrasi.

Al mengatakan bahwa tidak terdapat seorangpun wakil dari DPR yang datang ke tempat tersebut guna bertemu dengan para pendemo. “Baik itu anggotanya maupun stafnya, sampai saat ini belum ada yang muncul.”
reach out
ke kami. Entah itu
online
“Atau bahkan mengunjungi tempat ini secara langsung, ataupun mungkin hanya sekadar berhenti untuk bersalaman,” katanya saat ditemui di lokasi demonstrasi di depan Gerbang Pancasila, DPR, Jakarta Pusat, pada hari Selasa pagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *