politics.apabisa.com | apabisa.com,
JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyambut Kunjungan Wakil Perdana Menteri Pertama dari Federasi Rusia, Denis V. Manturov, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali pembicaraan berjenjang antara Indonesia dengan Rusia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa rapat tersebut sempat terhenti karena adanya pandemic Covid-19.
“Sebenanya kunjungan DPM Manturov ke sini bertujuan untuk mengadakan dialog tingkat tinggi bersama Indonesia. Kunjungan tersebut sebelumnya tertunda karena pandemi COVID-19 dan kini akan dilanjutkan,” katanya saat berbicara dengan para jurnalis di area Istana Kepresidenan pada hari Senin (15/4).
Di luar pertemuan formal, Airlangga menyatakan pula bahwa rombongan Rusia merayakan malam kebudayaan yang diberi nama “Malam Budaya Rusia” di Hotel Raffles, Jakarta. Ini dilakukan untuk mengerat lagi ikatan kerjasama antara kedua negera tersebut.
Pada rapat itu, Manturov memberikan dua undangan utama kepada Presiden ke-8 Republik Indonesia yaitu untuk mengikuti paradenya nasional di Rusia serta hadir dalam Konferensi Ekonomi Saint Petersburg (SPEF). SPEF ini diupayakan sebagai momen bagi penandatanagn beberapa Memorandum of Understanding (MoU) antara Indonesia dengan Rusia yang mencakup beragam area kerjasama.
“Harapannya adalah agar Bapak Presiden dapat menghadiri acara ini. Nantinya akan ditandatangani beberapa MoU sebagai titik penting dari kolaborasi kita. Ini mencakup berbagai bentuk kerja sama ekonomi serta kerja sama strategis,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa Rusia juga mengutarakan minatnya dalam meningkatkan layanan penerbangan langsung dari Moskow ke Indonesia.
Airlangga mengatakan bahwa pihak Rusia telah menanyakan pendapat tentang tujuan wisata yang dianggap berpotensi untuk jalur penerbangan baru. Di samping itu, mereka juga membicarakan langkah-langkah untuk meringankan sistem keuangan guna mendukung para turis asal Rusia yang berniat mengunjungi Indonesia.
“Dan tentu saja, pihak Rusia berharap dapat meningkatkan jumlah pesawanya. Mereka juga bertanya tentang tujuan mana yang sesuai untuk penerbangan langsung dari Moskow,” tambahnya.
Kolaborasi dalam bidang investasi pun merupakan poin utama yang perlu dibahas, terutama mendorong penyelesaian diskusi tentang Perjanjian Bebas Tarif Asia Tenggara (EFTA) antara Indonesia dengan berbagai negara di Uni Ekonomi Eurasia.
Airlangga mengatakan bahwa diharapkan pada waktu kedatangan Presiden ke St. Petersburg, seluruh isi dari EFTA bisa segera diselesaikan.
Mengenai masalah pengurangan tariff, Airlangga menggarisbawahi bahwa baik Indonesia maupun Rusia tidak mempunyai rintangan yang berarti terkait dengan tarif dagang.
“Indonesia dengan Rusia relatif tidak ada isu mengenai tarif, karena masing-masing pihak tarifnya relatif rendah,” ujarnya.
Airlangga juga menggarisbawahi bahwa pertemuan antara Presiden dengan Wakil Perdana Menteri Rusia adalah bagian dari prosedur diplomatik dua negara.
“Dan pertemuan antara DPM dengan Pak Presiden tersebut mirip seperti pertemuan bilateral lainnya. Sebenarnya, Bapak Presiden sering menerima kedatangan dari berbagai negara dan bertemu secara langsung dengannya. Hal ini merupakan suatu hal yang lumrah,” jelas Airlangga.