politics.apabisa.com | apabisa.com
– Ketua DPD Partai Gerindra di Propinsi Bali, Made Muliawan Arya yang biasa dipanggil De Gadjah, merespon positif tentang pertemuan antara Presiden dan juga sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Megawati Soekarnoputri.
Prabowo dan Megawati berjumpa di rumah Megawati yang terletak di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada hari Senin tanggal 7 April 2025 malam.
Prabowo datang bersama dengan sejumlah tokoh seperti Dasco, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra yang juga Ketua MPR Ahmad Muzani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Sementara itu, Megawati di temani oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan.
Rapat antara kedua pemimpin itu dianggap sebagai tindakan matang dalam politik nasional yang lebih menekankan pada kesejahteraan masyarakat dibandingkan dengan keuntungan kelompok tertentu. De Gadjah pun menyampaikan pujian atas sikap berbudi pekerti dari Prabowo dan Megawati.
Kedua hal ini menggambarkan bahwa perbedaan antara partai politik tak selamanya bertentangan, melainkan dapat bergabung untuk membantu membangun negeri.
“Pertemuan tersebut merupakan indikasi bahwa politisi harus bersatu untuk menciptakan kemajuan bagi negara. Semua pihak seharusnya mengambil pelajaran dari perilaku berbudi pekerti ini. Di dalam dunia politik, bukanlah hal yang tepat jika hanya fokus pada golongan tertentu, melainkan kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat lah yang utama,” ungkap De Gadjah, Minggu (13/4).
De Gadjah menginginkan agar semangat persaudaraan sepeti yang dipamerkan oleh Prabowo-Megawati dapat mereda hingga ke tingkat lokal, terutama di Pulau Bali.
“Saya berharap semangat kerjasama ini juga dapat merambah ke Pulau Bali. Kami memiliki tugas bersama dalam mengamankan ketentraman, mendirikan infrastruktur di wilayah setempat, serta mensinergikan seluruh komponen demi kemakmuran rakyat,” ujarnya.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, sekaligus wakil ketua DPR dari partai tersebut, mengungkapkan tentang pertemuan antara Prabowo dengan Megawati. Menurut Dasco, pertemuan ini bertujuan sebagai saling mempererat tali persaudaraan dalam rangka perayaan Idulfitri. Meski demikian, mayoritas waktu disumbangkan pada pembicaraan pribadi antara Prabowo dan Megawati saja.
Saat mereka yang bersama Prabowo atau Megawati menanti di sebuah ruang berbeda, sekaligus mengonsumsi makan malam.
Oleh karena itu, Dasco tidak memiliki pengetahuan spesifik tentang isi diskusi antara Prabowo—yang merupakan Ketua Umum Gerindra—with Megawati. Meski begitu, dia yakin bahwa pertemuan tersebut berfokus pada bagaimana bersatu dalam mendukung perkembangan Indonesia di masa depan.
Perbincangan antara Prabowo dan Megawati dianggap penting untuk saling menukar pandangan dalam menavigasi tantangan yang berkembangkan secara global, sama seperti para pemimpin negara-negara lainnya. Terlebih lagi, Megauti, sesuai dengan penjelasan Dasco, telah memiliki pengalaman membimbing Indonesia ketika menghadapi periode sulit.
“Meski tidak yakin secara tepat tentang penyatuan visi saya, namun diskusi mendalam mengenai masa depan Indonesia tentu ada. Saya melihat bahwa pertemuan ini sangat hangat dan ramah; di luar sana mereka tertawa-tawa,” jelasnya.
Dasco menyatakan bahwa hubungan antara Prabowo dan Megawati tetap baik sampai sekarang. Hubungan persahabatan mereka telah berlangsung cukup lama. “Jadi, pertemuan kemarin merupakan sebuah pertemuan yang keluarga, penuh keakraban serta hangat,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.id.
Ketika diminta berkomentar tentang kemungkinan PDI-P bergabung dengan koalisinya yang mendukung pemerintahan Prabowo, Dasco menyatakan ia tak memiliki informasi terkait hal tersebut.
Kembali dia menegaskan bahwa Megawati-Prabowo telah bertemu secara pribadi. Pertemuan antar pemimpin nasional adalah suatu keharusan dan perlu dilanjutkan pada zaman saat ini. Menurut Dasco, semua figur penting negeri itu harus bergandengan tangan untuk merencanakan cara agar negara dapat mengatasi tantangan dinamis dari skenario global terbaru.
Beberapa politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membela situasi terkait pertemuan antara Prabowo dan Megawati. Meskipun demikian, mereka menyatakan tidak memiliki informasi tentang isi diskusi kedua tokoh tersebut.
Seperti dikatakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Utut Adianto, “Saya tidak berada di lokasi tersebut dan tidak mengetahui tentang pembicaraan yang dilakukannya,” katanya.
Pengurus DPP PDIP yang lain mengatakan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati berlangsung tanpa ada pihak ketiga.
Mereka mengobrol tertutup dalam suasana yang nyaman dan mendukung selama 90 menit. Oleh karena itu, dia masih belum tahu tentang detail percakapan mereka dengan tepat.
Rapat antara Prabowo dan Megawati adalah suatu jadwal yang telah lama diperbincangkan baik oleh para pemimpin senior PDIP maupun Gerindra.
Walaupun saat ini PDIP tidak termasuk dalam koalisipartai politik yang mendukung pemerintah, Megawati dan Prabowo tidak punya halangan pribadi untuk bertemu karena mereka sudah lama menjadi teman dekat serta sempat berpasangan di Pilpres tahun 2009.
Sektoranya, Ketua DPP PDIP yang merupakan anak perempuan dari Megawati, Puan Maharani, menyampaikan bahwa pertemuan antara Prabowo dengan Megawati bakal diadakan sesegera mungkin usai Idul Fitri.
“Setelah perayaan Lebaran dan masa liburnya, tentunya akan ada sebuah pertemuan,” kata Puan usai mengikuti acara halalbihalal yang diselenggarakan di tempat tinggal resmi Ketua MPR di lingkungan Widya Chandra, Jakarta, pada hari Rabu (2/4).
Di awal Hari Raya Idulfitri, anak Prabowo, Ragowo Hediprasetyo alias Didit, telah melakukan silaturahmi dengan Megawati, Puan, dan juga Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari, yaitu keturunan Megawati melalui Puan Maharani.
Saat yang sama, Partai Golkar mengapresiasi pertemuan diantara Prabowo dan Megawati. Interaksi para pemimpin nasional tersebut dipandang memberikan semangat positif untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Setiap kali berjalin hubungan baik dengan orang lain, kita mendapatkan semangat yang positif. Hubungan baik antara para elit dapat menciptakan ketenangan serta kerukunan dalam lingkungan sosial,” ungkap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Golkar Sarmuji ketika dimintai konfirmasi pada hari Kamis tanggal 10 April sebagaimana dilaporkan oleh Kompas.com.
Pimpinan Fraksi Golkar di DPR RI tersebut menanggapi bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati pasti memiliki kaitan dengan kepentingan nasional. Karena alasan ini, perbedaan pendapat atau posisi politik tidak menjadi penghalang bagi kedua pemimpin partai utama itu untuk saling bertukar pikiran dan menjalin silaturahmi.
“Sebagai wakil bangsa, fokus utamanya adalah kepentingan negara, tentu saja. Oleh karena itu, meskipun terdapat perbedaan apapun atau sudut pandang yang beragam, selama bertujuan bagi kemajuan bangsa dan negara, pasti akan ditemukan kesepakatan,” jelas Sarmuji. (sup/ali)
Taktik Penting untuk Menjaga Keamanan Bangsa
Rapat antara Presiden dan juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bersama Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, diperkirakan merupakan pembahasan mengenai hal-hal penting bagi negara.
Kondisi geopolitik dan ekonomi global memacu sifat kepemimpinan dari kedua pemangku kebijaksanaan tersebut, yang menempatkan semangat kenegaraan di atas transaksi politik demi kemakmuran penduduk Indonesia.
Rapat antara Prabowo Subianto dan Megawati menarik perhatian karena PDIP adalah satu-satunya partai yang tidak terlibat dalam koalisi pemerintah.
Tetapi, para elit dari Partai Gerindra menyatakan bahwa pembicaraan yang terjadi di Teuku Umar, Jakarta Pusat, difokuskan pada kebutuhan nasional untuk merespons kondisi dunia saat ini.
Pada kesempatan berbeda, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyebut bahwa pertemuan tersebut menyinggung tentang bagaimana Megawati pernah memimpin Indonesia saat negara sedang menghadapi situasi sulit. Hal ini juga menjadi fokus penting bagi PDI Perjuangan yang ditekankan oleh juru bicaranya, Guntur Romli.
Pada waktu yang sama, para ahli politik berpendapat bahwa kondisi geopolitik dan ekonomi dunia saat ini mendorong Prabowo untuk bergandengan tangan dengan semua pemimpin senior yang pernah memegang tampuk kepemimpinan di Indonesia guna membuat keputusan yang bertujuan untuk kesejahteraan negara.
Kekuatan dan ketahanan politik di dalam negeri sangat penting untuk merespons tantangan global yang secara langsung akan mempengaruhi Indonesia.
Direktur Eksekutif dari Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, sebagaimana dikabarkan oleh Kompas TV menyampaikan bahwa kesepakatan antara dua pemimpin partai besar perlu berada di bawah prinsip kepentingan nasional, tidak hanya untuk mendukungan kebutuhan politik jangka pendek saja. Kolaborasi yang terjalin antara para pemimpin serta figur-figur penting negeri ini dapat membantu masyarakat lebih mudah melewati masa-masa sulit saat ini.
Rakyat harus ditunjukkan bagaimana para pemimpin dan figur publik memprioritaskan kepentingan nasional untuk kemanusiaan bangsa dan negara.
Politika egoistik dan keuntungan kelompok saja dapat menghambat kemampuan negeri ini untuk melewati tekanan krisis global. Kepemimpinan yang mendorong persatuan di antara rakyat Indonesia dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum dan keadilan sosial perlu menjadi fokus utama guna melindungi masa depan bangsa serta wilayah kita.
Saat yang sama, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengindikasikan bahwa pertemuan diantara Prabowo dan Megawati berlangsung dengan sangat tiba-tiba.
Di samping itu, pertemuan terbatas serta sering kali disembunyikan oleh kalangan elit politik menunjukkan ada masalah politik peka yang menjadi topik pembicaraan.
Oleh karena itu, hal tersebut cukup rumit untuk secara langsung ditampilkan di depan umum. Diprediksi bahwa sesi ini akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Dia mengatakan bahwa baik Prabowo maupun Megawati sama-sama memiliki kepentingan yang bisa mendorong pertemuan spontan antara keduanya.
Dalam perspektif PDIP, Megawati memiliki kebutuhan untuk mengharapkan jaminan dari pemerintah guna melindungi pelaksanaan kongres partai yang wajib diadakan pada tahun ini.
Sebab, di lingkup internal partai pemenang Pemilihan Legislatif 2024 itu masih ada kekhawatiran akan ada pihak tertentu yang bakal menghambat penyelenggaraan kongres.
Sebaliknya, menurut Yunarto, Presiden memiliki kepentingan tersendiri untuk memperoleh dukungan politik dari PDIP terkait setiap keputusan pemerintahan dengan cara merangkul partai tersebut.
Sulit dipungkiri bahwa Indonesia kini terpapar berbagai hambatan baik lokal maupun internasional. Untuk itu, diperlukan partisipasi aktif seluruh fraksi dalam DPR supaya dapat segera menerapkan peraturan-peraturan guna menangani setiap kondisi dengan efektivitas maksimal.
Namun, menurutnya, pertemuan antara Prabowo dan Megawati belum tentu mengindikasikan bahwa PDI-P akan segera menyatu dalam koalisi pemerintahan.
Dari sudut pandang teknis, pertemuan yang berlangsung tanpa pengawasan mengindikasi bahwa belum terdapat persetujuan bersama di antara kedua belah pihak. Bila telah mencapai kata sepakat, biasanya acara tersebut akan disusun agar dikenal oleh masyarakat pada umumnya. (ali)