30 Apr 2025, Wed

SBY: Politik Bebas Aktif Bukan Hanya Tak Terdiam, Tetapi juga Berani Bersuara

Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), membahas mengenai diplomasi nonblok Indonesia. Menurutnya, diplomasi nonblok tidak sekadar bungkam, melainkan secara proaktif menyuarakan pandangan-pandangan untuk menemukan jawaban bagi sejumlah tantangan global.

Dalam acara debat panel yang diselenggarakan oleh Yudhoyono Institute pada hari Minggu, 13 April, SBY mengharapkan bahwa hal tersebut akan menciptakan pandangan baru serta keterlibatan dalam masalah-masalah skala dunia. Acara debat panel ini kali ini menyinggung topik-topik terkait dengan perubahan dan kemajuan dalam bidang geo-politis, keselamatan, dan juga ekonomi secara global.

“Kami di sini, dari tanah air Indonesia, juga harus ambil bagian dalam percakapan ini. Jangan tinggal diam, karena politik proaktif bukan berarti tetap tenang dan tidak memberi pendapat. Kami tentunya harus mampu mengemukakan pemikiran kami secara bertanggung jawab serta dengan niat yang tulus. Acara semacam ini merupakan awal, atau dasar bagi keterlibatan kita dalam memperhatikan masalah-masalah global,” demikian ungkapnya SBY pada akhir pidatonya.
panel discussion
Institut Yudhoyono, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (14/3).

Walaupun terdapat pembatasan pada kapabilitasnya, SBY menegaskan bahwa sejumlah pandangan yang disampaikan selama sesi diskusi panel ini mungkin dapat membantu penyelamatan ekonomi global yang tengah panas akibat persaingan bea masukan.

Sektor perdagangan global menghadapi perubahan dengan adanya kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump senilai 10%. Dalam hal ini, Indonesia juga merespons dengan pemberlakuan bea masuk sekitar 32% beserta charge ekstra sebagai balasan atas kebijakan tersebut.

Mengapa tidak? Jika kita ikut serta sebagai bagian dari solusi,
ucapkan sesuatu, lakukan hal itu sekali lagi
, supaya situasi ini tidak bertambah buruk. Kami mengerti bahwa kami memiliki batasan dalam kapabilitas, tetapi mengapa kita tidak berusaha melakukan apa pun yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan ekonomi global yang terganggu oleh perseteruan tariff dan perdagangan saat ini,” jelas SBY.

SBY berpendapat bahwa selain tantangan dunia, Indonesia tetap memiliki tugas rumah tangga yang harus diatasi, misalnya untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang masih ada.

“Selanjutnya, kami memiliki tugas lain yaitu memerangi kemiskinan secara global serta menyeimbangkan kesenjangan ekonomi di seluruh dunia. Ini merupakan agenda global yang amat signifikan, karena didambakan oleh setiap negara di bumi,” demikian penegasannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *