PIKIRAN RAKYAT
– Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), merasa tersinggung oleh aturan bea masuk yang diberlakukan AS. Oleh karena itu, ia mendampingi Presiden Prabowo Subianto untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Ia mengatakan hal itu saat berpartisipasi dalam perbincangan tentang Dinamika dan Kemajuan Di Bidang Internasional: Aspek Geopolitik, Keamanan, Dan Ekonomi GLOBAL yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 13 April 2025.
SBY pun mengutarakan mengirimkan tujuh ide kepada Prabowo. Dia mengungkapkan 80 persen idenya sama dengan yang dipikirkan para menteri di Kabinet Merah Putih.
Dia pun mengutarakan bahwa memahami serba-serbi geopolitik Indonesia. “Sebagai jenderal saya tahu tentang geopolitik, tentang situasi perdamaian dan keamanan dunia, tentang seberapa
vulnerable
, seberapa riskan kawasan kita,” ujarnya.
Pendiri Partai Demokrat ini pun meminta Pemerintah rasional dan tak emosional dalam menghadapi kebijakan perdagangan tersebut.
“Kita harus tahu kemampuan dan batas kemampuan, kita harus tahu apa yang bisa Indonesia lakukan dan apa yang tidak bisa Indonesia lakukan,” kata dia.
Selain itu, menyiapkan langkah antisipasi pun penting. Dia pun yakin Indonesia mampu membangun perekonomian dalam negeri maupun kawasan dengan sumber daya sendiri.
Tarif impor AS semula akan diterapkan mulai 9 April 2025. Namun, Presiden Donald Trump mengumumkan menundanya selama 90 hari. Meski demikian, tarif resiprokal produk China tetap berlaku.
Sesuai dengan informasi yang ada, Indonesia termasuk dalam kategori negara yang mengalami penerapan pajak resiprokal. Barang-barang dari Indonesia yang diekspor ke pasaran negeri besar tersebut dikenakan tariff senilai 32 persen.
Sementara itu di tengah Perang Dagang AS dengan China, Prabowo ingin keduanya mencapai kesepakatan. Dia pun ingin Indonesia jadi penengah kedua negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Terhadap China, Amerika Serikat meningkatkan tarif impor barang-barang dari negeri tersebut hingga 145%. Di sisi lain, China pun membalas dengan mengerek tarif impor terhadap produk-produk AS menjadi 125%.
Presiden Prabowo juga menyatakan bahwa ia sudah mengusulkan pertemuan dengan Trump sebelum Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kerja sama antar kedua negara tersebut.
Pada saat yang sama, pihak berwenang Indonesia sudah mempersiapkan empat penawaran penting untuk didiskusikan dengan Donald Trump. Dengan demikian, diharapkan penawaran tersebut dapat mendorong pengurangan tariff impor dari Amerika Serikat terkait barang-barang produksi Indonesia.