30 Apr 2025, Wed

Universitas Gadjah Mada (UGM) akan membuka semua catatan akademis Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, saat dia menuntut ilmu di sana sebagai bagian dari persidangan di pengadilan.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM Prof. Wening Udasmoro, mengakui pihaknya memiliki seluruh dokumen pendukung yang menunjukkan Jokowi, mahasiswa sah di kampus tersebut serta telah lulus secara resmi.

“Joko Widodo secara resmi telah menyelesaikan seluruh aspek tridharma perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada sejak awal hingga akhir, dan kita mempunyai berbagai bukti seperti surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya yang tersimpan di Fakultas Kehutanan,” ungkap Wening, merujuk pada laporan Antara, Rabu (16/4/2025).

Wening mengatakan bahwa UGM, sebagai lembaga pendidikan, mempunyai wewenang akademik yang definitif serta didasarkan pada dokumen formal. Dia juga menekankan bahwa Jokowi terdaftar sebagai alumni Fakultas Kehutanan UGM dan berhasil lulus pada tanggal 5 November 1985.

UGM, sambung Wening, mengundang pihak-pihak yang mencurigai legalitas ijazah Jokowi untuk menggunakan jalan hukum.

Jika kasus tersebut sampai ke pengadilan, menurutnya, UGM siap untuk berpartisipasi dan mengungkapkan bukti dengan transparan.

“Kami mendorong agar, jika kelak terjadi persidangan atau hal serupa lainnya, UGM bersedia menghadapi situasi tersebut. Sebagai contoh, kita siap menjadi saksi karena pada dasarnya kami memiliki semua dokumentasinya,” tandas Wening.

Pertama-tama, sekelompok massa bernama Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) meredupkan gedung Fakultas Kehutanan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada hari Selasa, tanggal 15 April 2025. Penyebab protes mereka adalah tuduhan bahwa ijazah dari Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), merupakan hasil pemalsuan.

Massa sudah ramai hadir di lokasi pada sekitar pukul 07.00 WIB. Kemudian, tiga orang dari massa dipersilakan untuk beraudiensi dengan pihak kampus sekitar pukul 08.30 WIB.

Tiga individu tersebut, yaitu Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, serta Rismon Hasiholan Sianipar. Setelah mereka meninggalkan tempat, keramaian terjadi di area sekitarnya kira-kira pukul 10:30 WIB.

Massa malah menjejak rumput di taman yang ada di sekitar area auditorium. Sebagian siswa dari Fakultas Kehutanan UGM sempat berseru bahwa rumput itu adalah hasil pemeliharannya. Akhirnya, perdebatan pun pecah.

Pria berseragam kaos putih bertuliskan “Adili Jokowi” itu berteriak keras. Lalu, seorang laki-laki lain bercelana krim mendekatinya dan memaksanya mundur untuk mencegah tindakan lebih lanjut terjadi.

Kemudian, massa melanjutkan protes mereka dengan melakukan perjalanan dari Fakultas Kehutanan UGM hingga ke Bundaran UGM. Di tangan mereka terdapat spanduk bertuliskan “UGM: Universitas Genk Mulyono”.

Satu orang dari kalangan yang berpartisipasi dalam acara tersebut adalah Amien Rais. Tokoh politik terkemuka ini mengatakan bahwa UGM menjadi bagian dari aliansi pendukung Jokowi.

“Terminologi teknikal dari para ahli yang mendukung Jokowi ini dianggap menjual diri karena beberapa alasan seperti berbagai kebijakan tersebut atau janji-janji tertentu. Simpanlah integritas mereka,” ujar Amien.

Selama sementara ini, Roy Suryo menyatakan kepercayaannya bahwa gelar sarjana yang dimiliki Jokowi dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada merupakan buatan semena-mena usai pertemuan tersebut.

“Keyakinan akan ijazah palsu ya. Ini berarti adanya ketidakpastian mengenai ijazah tersebut serta beberapa hal yang tak sesuai dengan aturan,” jelas Roy Suryo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *