apabisa.com | politics.apabisa.com,
JAKARTA – Presiden China
Xi Jinping
tiba di
Malaysia
Pada malam hari Selasa (15/4/2025), sebagai bagian dari turnya di kawasan Asia Tenggara terus berlanjut.
Mengutip
Bloomberg,
Kunjungan ini adalah bagian dari usaha Tiongkok untuk menguatkan kemitraan regional sambil menghadapi tekanan dagang yang semakin meninggi dengan AS.
Malaysia merupakan destinasi keduanya bagi Presiden China Xi Jinping di wilayah ASEAN sesudah kunjungan awal ke Vietnam.
Kemenlu Malaysia melaporkan jika Xi direncanakan untuk melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Pertemuan tersebut akan mencakup diskusi tentang peningkatan kolaborasi antara kedua negara serta berbagi sudut pandang terhadap masalah-masalah yang bersifat regional maupun internasional.
Selain pertemuan bilateral, Xi dan Anwar juga dijadwalkan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman, perjanjian, dan dokumen penting antara kedua negara.
Presiden Xi mengungkapkan bahwa kunjungan tersebut merupakan kesempatan penting untuk mempererat hubungan persahabatan dan memperkokoh kepercayaan mutu di ranah politik. Ia pun mendukung kolaborasi pada area modernisasi, mendorong partisipasi dalam proses belajar bersama, serta menekankan pengembangan ikatan mitra guna menciptakan komunitas antara Cina dan Malaysia yang semakin solid.
Sebaliknya, para analis dari MIDF Amanah Investment Bank Bhd menyatakan bahwa hubungan antara China dan Malaysia diperkirakan bakal menguat lebih lanjut, khususnya dalam konteks perselisihan yang ada antara China dengan Amerika Serikat.
“Khususnya bila kedua negeri memutuskan untuk meningkatkan perdagangan dua arah sebagaimana menjadi bagian dari strategi keragaman guna menanggapi tariff yang dikenakan oleh Amerika Serikat serta secara bertahap menyusutkannya ketergantungannya terhadap pasaran AS,” demikian tertulis di laporan para analis tersebut.
Berikut adalah rincian pentingnya: Sebelum menuju ke Malaysia, Xi pertama-tama melakukan kunjungan ke Vietnam. Disitulah dia menyuarakan dukungannya atas kolaborasi guna melawan “tekanan tunggal” yang diyakininya merusak keseimbangan dalam perdagangan bebas global serta jaringan pasokan dunia.
Selama beberapa tahun belakangan ini, ASEAN khususnya telah berperan sebagai rute utama untuk ekspor China ke Amerika Serikat, terlebih setelah pemerintahan Donald Trump meningkatkan bea masuk atas barang-barang dari China di awal periode kepemimpinannya.