Zelensky Minta Barat Tekan Rusia Hentikan Perang; Gencatan Senjata Ukraina Jadi Fokus Diskusi
politics.apabisa.com
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyerukan kepada negara-negara Barat agar menyuruh Rusia supaya cepat berhenti dalam konfliknya tersebut.
Permintaan itu timbul ketika Volodymyr Zelensky mengutus rombongannya ke Paris, Prancis guna bertemu dengan perwakilan dari Amerika Serikat (AS) serta Uni Eropa.
“Setiap saat siang dan malam Rusia terus berperang dengan membunuh. Kami perlu memberikan tekanan pada pelaku kekerasan agar dapat menghentikan konflik ini dan memastikan kedamaian yang kekal,” ujar Zelensky lewat akun tersebut.
Telegramnya.
Kantor Presiden Zelensky menyebut bahwa rombongannya di Paris akan menyinggung topik “mendatangkan kedamaian ke Ukraina”.
Delegasi Ukraina yang tiba di Paris adalah Kepala Kantor Kepresidenan Andriy Yermak, Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.
“Sebagai bagian dari kunjungan itu, diatur sejumlah pertemuan bilateral dan multilateral dengan wakil-wakil dari negara-negara dalam koalisi yang siap dan berkompeten untuk memastikan keamanan—termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris,” ujar Kepala Kantor Kepresidenan Andriy Yermak seperti dilansir
Kyiv Independent
.
Pada pembicaraan permulaan, Yermak menyebutkan bahwa para petinggi dari Ukraine dan Eropa “berdiskusi tentang tindakan berikutnya untuk mencapai perdamaian yang adil dan kekal.”
Tahap-tahap tersebut mencakup penegakan jalan damai, deploysi pasukan pemelihara perdamaian, serta struktur pertahanan yang kuat bagi Ukraine.
Tim delegasi dari Uni Eropa yang berpartisipasi dalam diskusi itu melibatkan penasehat diplomatis Presiden Prancis Emmanuel Bonne, Penasihat Urusan Keamanan Nasional Britania Raya Jonathan Powell, serta Penasihat Keamanan Nasional Jerman Jens Plotner.
Yermak mengatakan bahwa pertemuan juga direncanakan bersama perwakilan dari Amerika Serikat yang kini berada di Prancis.
Prancis menyambut Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio serta Utusan Khusus Steve Witkoff, yang datang ke negera tersebut guna mendorong agenda Presiden Donald Trump dalam upaya menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina.
Tingginya diplomasi menunjukkan peningkatan ketakutan di Eropa tentang cara pemerintahan Amerika Serikat menyikapi Moskow. Setelah usaha Donald Trump untuk mewujudkan gencatan senjata dalam konflik Ukraina-Rusia yang sudah berlangsung tiga tahun tidak membuahkan hasil.
Trump, yang sudah lama menyatakan niatnya untuk secepatnya menuntaskan konflik di Ukraine, tampaknya merasa frustasi terhadap kedua belah pihak, Moskow maupun Kyiv.
Meskipun pemerintahnya sudah memindahkan retorikanya agar lebih mendukung pembenaran Rusia terhadap konflik itu.
Ukrانيا setuju dengan tawaran Trump minggu lalu tentang cease-fire yang diabaikan oleh Russia.
(Note: The names ‘Trump’ and ‘Russia/Ukraine’ have been kept as they are proper nouns.)
(Again, please let me know if this meets your requirements or needs further adjustment!)
Kedua pihak setuju untuk mengurangi serangan pada sasaran energi dan perairan, meskipun kedua area tersebut sama-sama dituduh melanggar aturan.
Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa menyatakan bahwa Moskow yang seharusnya dipersalahkan atas penolakan proposal Trump terkait gencatan senjata beberapa waktu lalu. Mereka juga berupaya meyakinkan Washington agar bertindak dengan lebih keras lagi.
Mereka sudah meminta agar hal tersebut dilakukan sejak serangan Rusia mengakibatkan kematian warga sipil, termasuk anggota gereja Kristen Ukraina di Kota Sumy pada hari Ahad.
“Usaha saya hanyalah untuk mencegahnya agar kita bisa menyelamati banyak nyawa,” ujar Trump, demikian dilaporkan oleh sumber tersebut.
Reuters
.
(*)